sumber: kampus.okezone.com
SACRAMENTO, AMERIKA SERIKAT - Tanishq Abraham meraih
prestasi jauh melampaui pencapaian anak-anak seusianya. Pelajar dari
Sacramento, California, Amerika Serikat (AS) ini meraih ijazah SMA pekan
lalu, dalam usia 10 tahun. Tanishq pun dinobatkan sebagai pelajar
termuda yang lulus dari SMA di AS.
Menjalani home schooling sejak usia
tujuh tahun, Tanishq berhasil lulus ujian negara pada Maret lalu. Kelulusan itu menyatakan bahwa dia mencapai standar akademik untuk dinyatakan lulus dari pendidikan menengah atas.
"Birokrasi membuat semua tidak mudah. Tetapi saya telah bekerja sangat keras untuk mencapai ini. Saya sangat bahagia, akhirnya saya lulus SMA," kata Tanishq seperti dilansir ABC News, Sabtu (14/6/2014).
Tanishq mampu mengerjakan soal ujian SAT dengan baik. Dia juga telah mempelajari materi kuliah di community college yang diambilnya sejak usia tujuh tahun.
"Saya akan menyelesaikan kuliah pada semester depan. Kemudian saya akan mengejar gelar sarjana dan lalu transfer ke universitas," imbuhnya.
Kampus yang dipilih Tanishq adalah UC Davis. Dia ingin menekuni ilmu medis.
"Menyenangkan sih jika saya bisa kuliah di MIT. Tapi saya terlalu muda, jadi saya tidak bisa tinggal di asrama," kata Tanishq.
Pada usia empat tahun, Tanishq menjadi anggota MENSA; komunitas internasional bagi para pemilik IQ super tinggi. Tanishq mengaku, sudah mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan khusus sejak usia taman kanak-kanak (TK). Ketika itu dia mampu membaca buku atau mengerjakan soal-soal matematika yang ditujukan bagi siswa kelas dua dan tiga.
"Saya juga suka belajar. Saya rasa ini sesuatu yang alami," tuturnya.
Meski memilih sains sebagai mata pelajaran favorit, Tanishq juga menyukai pelajaran lain seperti sejarah, ilmu sosial, dan matematika.
Ibunda Tanishq, Taji Abraham, mengambil keputusan mendidik Tanishq di rumah karena kepintarannya jauh melampaui level anak-anak seusianya. Dia khawatir, jika disekolahkan, teman-temannya akan mem-bully Tanishq.
Meski demikian, Taji mengklaim, tidak membatasi pergaulan Tanishq. Dia membuka kesempatan seluas-luasnya untuk Tanishq agar bisa bersosialisasi dnegan anak-anak seusianya melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti paduan suara dan renang.
Tanishq sendiri sangat menyukai belajar di rumah. Dia menyadari, banyak orang berpikir anak-anak yang belajar di rumah tidak memiliki banyak interaksi sosial. Tetapi, dia aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan bersosialisasi.
"Bahkan, dua teman saya di paduan suara datang saat upacara wisuda saya," imbuhnya.
Taji sendiri khawatir tentang rencana putranya berkuliah mengingat usia teman sekelasnya jauh lebih tua. Pada awalnya, Taji menemani Tanshiq di kelas. Kemudian setelah beberapa kelas, dia percaya bahwa anaknya dapat menjalaninya sendiri.
"Dia pribadi yang sangat supel dan mudah akrab dengan semuanya," kata Taji.
Prestasi Tanishq sampai juga ke telinga Presiden AS Barrack Obama. "Selamat untuk kelulusanmu. Kesempatan ini adalah buah dari perjuangan belajar bertahun-tahun. Dan saya dengan senang hati merayakan pencapaian ini bersama teman-teman dan keluargamu," ujar Obama dalam pernyataan resminya.
Di usia belia, Tanishq juga sudah memiliki rencana karier. Dia memilih menjadi dokter.
"Tetapi saya belum memutuskan dokter apa. Saya juga ingin menjadi peneliti medis, dan presiden," ujar Tanishq.
Menjalani home schooling sejak usia
tujuh tahun, Tanishq berhasil lulus ujian negara pada Maret lalu. Kelulusan itu menyatakan bahwa dia mencapai standar akademik untuk dinyatakan lulus dari pendidikan menengah atas.
"Birokrasi membuat semua tidak mudah. Tetapi saya telah bekerja sangat keras untuk mencapai ini. Saya sangat bahagia, akhirnya saya lulus SMA," kata Tanishq seperti dilansir ABC News, Sabtu (14/6/2014).
Tanishq mampu mengerjakan soal ujian SAT dengan baik. Dia juga telah mempelajari materi kuliah di community college yang diambilnya sejak usia tujuh tahun.
"Saya akan menyelesaikan kuliah pada semester depan. Kemudian saya akan mengejar gelar sarjana dan lalu transfer ke universitas," imbuhnya.
Kampus yang dipilih Tanishq adalah UC Davis. Dia ingin menekuni ilmu medis.
"Menyenangkan sih jika saya bisa kuliah di MIT. Tapi saya terlalu muda, jadi saya tidak bisa tinggal di asrama," kata Tanishq.
Pada usia empat tahun, Tanishq menjadi anggota MENSA; komunitas internasional bagi para pemilik IQ super tinggi. Tanishq mengaku, sudah mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan khusus sejak usia taman kanak-kanak (TK). Ketika itu dia mampu membaca buku atau mengerjakan soal-soal matematika yang ditujukan bagi siswa kelas dua dan tiga.
"Saya juga suka belajar. Saya rasa ini sesuatu yang alami," tuturnya.
Meski memilih sains sebagai mata pelajaran favorit, Tanishq juga menyukai pelajaran lain seperti sejarah, ilmu sosial, dan matematika.
Ibunda Tanishq, Taji Abraham, mengambil keputusan mendidik Tanishq di rumah karena kepintarannya jauh melampaui level anak-anak seusianya. Dia khawatir, jika disekolahkan, teman-temannya akan mem-bully Tanishq.
Meski demikian, Taji mengklaim, tidak membatasi pergaulan Tanishq. Dia membuka kesempatan seluas-luasnya untuk Tanishq agar bisa bersosialisasi dnegan anak-anak seusianya melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti paduan suara dan renang.
Tanishq sendiri sangat menyukai belajar di rumah. Dia menyadari, banyak orang berpikir anak-anak yang belajar di rumah tidak memiliki banyak interaksi sosial. Tetapi, dia aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan bersosialisasi.
"Bahkan, dua teman saya di paduan suara datang saat upacara wisuda saya," imbuhnya.
Taji sendiri khawatir tentang rencana putranya berkuliah mengingat usia teman sekelasnya jauh lebih tua. Pada awalnya, Taji menemani Tanshiq di kelas. Kemudian setelah beberapa kelas, dia percaya bahwa anaknya dapat menjalaninya sendiri.
"Dia pribadi yang sangat supel dan mudah akrab dengan semuanya," kata Taji.
Prestasi Tanishq sampai juga ke telinga Presiden AS Barrack Obama. "Selamat untuk kelulusanmu. Kesempatan ini adalah buah dari perjuangan belajar bertahun-tahun. Dan saya dengan senang hati merayakan pencapaian ini bersama teman-teman dan keluargamu," ujar Obama dalam pernyataan resminya.
Di usia belia, Tanishq juga sudah memiliki rencana karier. Dia memilih menjadi dokter.
"Tetapi saya belum memutuskan dokter apa. Saya juga ingin menjadi peneliti medis, dan presiden," ujar Tanishq.
linknya: di sini
Comments
Post a Comment